Saat ini Jakarta tengah memasuki tren hadirnya kantor startup dan perusahaan digital. Para pekerjanya sebagian besar adalah milenial yang tidak ingin dikekang oleh formalitas yang kaku. Bekerja tidak harus di balik meja dengan jam kerja teratur dan interior kantor pun lebih kasual dengan tema tertentu. Salah satu perusahaan digital yang menerapkan interior kasual adalah Iflix, perusahaan aplikasi untuk menonton acara televisi dan film berbayar. Iflix berkantor pusat di Kuala Lumpur, Malaysia, dan memiliki cabang di Asia Tenggara, Maladewa, negara-negara Arab, hingga Afrika. Di Indonesia, kantor pusat Iflix berada di area utama lantai dasar gedung Rekapital dan menempati area bekas kantor bank.
Berbanding terbalik dengan kantor bank terdahulu, suasana kantor Iflix dibuat khas anak muda, dinamis, terbuka. Angus Kurniawan dari Land Studio architecture+Interior sebagai kontraktor bersama Isabella (desainer) menginginkan tema playground untuk kantor
pusat Iflix Indonesia. Gaya Interior industrial dianggap paling cocok untuk mencerminkan keterbukaan, muda dan kedinamisan Iflix. Demi mengembangkan gaya industrial yang
kuat, Isabella membongkar semua kubikel, partisi masif, dan plafon peninggalan kantor sebelumnya. Hal ini juga dilakukan untuk mendapatkan area kerja yang luas dan lapang.
Material yang digunakan seluruhnya dibiarkan ber-finishing kasar dan tetap dengan tampilan asli. Yang masih dipertahankan adalah ruang service dan meeting room. Itupun tetap mengesankan keterbukaan dengan memakai dinding kaca. Walaupun terbuka, pembagian ruang antara publik, semi publik, dan privat terlihat jelas. Area publik seperti ruang resepsionis terpisah dari area kantor keseluruhan dan di batas dinding bata ekspos. Dinding ini dibuat Angus menggunakan dinding bata asli bukan dinding tiruan yang lebih ringan.
.
Permasalahan muncul karena dinding asli membutuhkan struktur pengaku agar kuat, sedangkan ia tidak bisa membongkar lantai untuk pondasi. Angus beride pengaku menggunakan rangka steel reinforced yang dipasang selebar dinding. Sebuah grafiti quote karya seniman lokal Nala Anindito mengisi area dinding kosong di sebelahnya. Isabella meminta Nala mendesain grafiti khusus bergaya street style yang banyak menghiasi subway di New York, kota tempat ia dibesarkan. Hal itu diterapkan tidak hanya di area resepsionis, tetapi juga di area bilyard. Sebuah pantry dan bar berada tepat dari balik dinding bata ekspose. Pantry ini sangat menonjol karena warna dan ukuran kabinetnya yang super luas dan tinggi. Saya ingin newsletter 3 dapur ini membawa kesan homey dan warnanya membuat ruang lebih terang,” kata Isabella. “Ukurannya yang besar demi menutupi rangka pengaku untuk dinding,” ujar Angus. Di area yang sama, terdapat ruang duduk, area kerja, window seat, bilyar, ruang makan dan ruang direksi yang tertutup dinding kaca. Angus dan sabella pada akhirnya merelakan pintu baja yang dahulu digunakan sebagai ruang safety box yang tidak bisa dihilangkan karena ongkos bongkar yang mahal, ruangan ini ia dialih fungsi menjadi gudang.
Pilihan Kantor Milenial
CitraTowers Kemayoran hadir dalam memenuhi kebutuhan tersebut dengan menyediakan kantor yang kekinian bagi kalangan milenial. Tidak hanya secara konsep desain interior,
tapi juga fasilitas penunjangnya seperti akses internet super cepat. Selain itu, CitraTowers menyediakan CreO Office di setiap lantai dengan meeting rooms dan creative lounge.
Di mana pekerja bisa rehat dan menikmati suasana kerja yang lebih santai dan menyenangkan.